KITA, DAN YANG
DIINGINKAN
Oleh: PL Glenmore
Mengenal dan memahami dengan
sadar jenis kelamin program PNPM MP dan dengan sadar masyarakat ikut serta
membangun dirinya sendiri baik secara perseorangan maupun secara kolektif, sejalan
dengan pola pola demokrasi, transparansi dan akuntabel untuk kemudian
mewujudkannya dalam bentuk nyata, adalah yang diharapkan program.Yang saya
garis bawahi sementara, PNPM MP ini adalah program pemerintah yang tujuannya
untuk membentuk masyarakat mandiri secara nasional.
Untuk mewujudkan hal tersebut,
pasti kita telah berpayah-payah dengan berbagai hal, termasuk konskuensi moral yang
mungkin telah kita pertaruhkan demi mewujudkan harapan program, yang sedikit
demi sedikit mulai bisa dipahami oleh masyarakat arti sesungguhnya PNPM MP itu
apa.
Disaat RKTL masuk pada fase MD
Prioritas, ada banyak hal yang muncul sebagai dampak dari pemahaman masyarakat
mengenai aturan main dan kehendak PNPM MP, dari tata tertib, sanksi-sanksi
terhadap peserta MD saat musyawarah berlangsung sampai dengan syarat desa yang
bisa mengikuti MAD.
Disepertiga akhir tahun 2013, Kecamatan
Glenmore yang juga salah satu penerima program PNPM mulai melakukan penggalian
gagasan untuk didanai pada tahun anggaran 2014. Semua pelaku di desa-desa
bergerak secara dinamis, mensosialisasikan program PNPM dari musyawarah di
kelompok–kelompok kecil sampai ditingkat dusun yang hasilnya akan
dikompetisikan ditingkat desa yaitu MD prioritas untuk kemudian ditetapkan pada
Musrenbangdesa dijadikan bank usulan kegiatan.
Pada tahun ini, salah satu
yang muncul adalah dibidang pendidikan, benar saja, lima dari tujuh desa
memunculkan kegiatan pengadaan Alat Peraga Edukatif (APE) untuk TK dan PAUD
yang kemudian diputuskan atau ditetapkan pada MAD ditingkat kecamatan untuk didanai
pada t.a 2014. Dari seluruh proposal yang masuk diketahui ada 34 TK dan 1 PAUD
yang perlu di perhatikan kebutuhannya.
Dilihat dari proposal yang
masuk, terlihat jelas apa yang dinginkan, angka yang tertulis mencapai angka
puluhan juta rupiah per TK, sampai kata tidak percaya pada yang kita baca
muncul dihati. Meskipun dapat dimaklumi keinginan mereka yang tentunya ingin
memiliki sarana pendidikan yang baik dan representatif.
Dari kenyataan di atas, saya
bersama Fauziyah, S.Sos (FK) melakukan verifikasi usulan APE tersebut keseluruh
TK yang tersebar di seluruh kecamatan, sementara waktu yang kita miliki sangat
singkat hanya 4 hari dari MAD Penetapan karena RKTL yang telah dijadwalkan. Selain
hal ini, kita juga harus memverifikasi survei harga yang dilampirkan oleh TPK.
Faktanya, banyak ketidak
sesuaian yang kita jumpai di lapangan, karna ternyata yang mereka inginkan
sebagian bukan sesuatu yang dibutuhkan, ada banyak guru yang kita jumpai di
TK-TK itu bersikukuh untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, ada juga
terlihat kecewa, dan ada juga yang merengek rengek, dan ada juga yang
bersyukur.
Saya yang mendampingi FK
kadang harus tertawa melihat ini semua, kami terus berusaha memberikan
pemahaman dan pengertian tentang apa sebenarnya PNPM dan yang didanai, hanya
yang mendesak dan dibutuhkan saja diprioritaskan untuk didanai.
Dari hasil verifikasi kami yang terkadang sampai malam hari, dari
wawancara langsung dengan pengurus sekolah dan guru bahkan wali murid, nampak
jelas, apa yang sebenarnya mereka inginkan dan yang mereka butuhkan. Akhirnya
semuanya bisa dipahami dan diterima dengan hati yang tulus. dan apa yang
tertulis diproposal ahirnya menjadi audio visual yang nyata dan benar. Meskipun
banyak menguras energi dan memerlukan kejelian, namun ini
sangat sederhana dan juga efektif, bukan?