MEMAHAMI PENGERTIAN ORANG LAIN
Oleh: PL Glenmore
Kali ini saya akan mengawali dengan cerita yang pernah saya lihat, ketika proses tahapan PNPM Kecamatan Glenmore sedang berjalan, sementara statusnya masuk dalam ancar ancar kecamatan bermasalah, meskipun demikian progres tahapan terus berjalan normal sebelum ditetapkan sebagai kecamatan potensi masalah karena memang tidak ada yang tahu apakah kita akan masuk kecamatan potensi masalah.
Sembari berjalan dan menunggu status, PNPM kecamatan glenmore terus berproses sesuai aturan sampai pada MAD Penetapan dan meloloskan beberapa kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dan ahirnya ditetapkan dengan Surat Penetapan Camat (SPC), saat itu seluruh Kecamatan penerima program PNPM MP di Kabupaten Banyuwangi terbilang berproses dengan cepat dan normal.
Hingga pada suatu hari ketika UPK sudah meluncurkan surat pemberitahuan kepada Kepala Desa dan Kelompok-kelompok SPP yang akan dicairkan, dan Pembahasan akhir sudah diputuskan tiba-tiba kami mendapatkan pemberitahuan melalui telephone dari FASKAB bahwa kami Kecamatan Glenmore ditetapkan sebagai kecamatan potensi masalah, yang dampaknya kecamatan tidak boleh melakukan semua aktifitas program kecuali berusaha keluar dari status itu. Sontak, kami kebingungan dan gelabakan dengan kabar tersebut.
Pada situasi tersebut, semua pelaku kecamatan langsung mengadakan rapat intern, diantaranya yang hadir; Fasilitator Kecamatan, BKAD, UPK, PL, Tim Verifikasi, Tim Pendanaan, BP UPK dan beberapa tokoh masyarakat yang hasilnya memutuskan tetap mencairkan dengan alasan beban moral dan belum ada pemberitahuan tertulis, sementara FK (Fauziyah) dalam hal ini, tidak setuju mencairkan dengan alasan aturan.
Langkah FK sebagai fasilitator atau pendamping program dalam mempertahankan aturan, beliau tidak mau menandatangani slip pengambilan dana dibank, langkah tersebut membuat geram Ketua BKAD, hingga akhirnya demi tanggung jawab moral langkah yang diambil forum bersepakat mengganti spesimen FK di bank dengan pelaku yang lain.
Sebenarnya sikap keduanya dapat dipahami dan dimengerti, jika kita tidak panik dan lebih jernih berfikirnya
Setelah musyawarah selesai, saya dan FK keluar dan berinisiatif untuk mendownload surat penetapan status kecamatan potensi masalah. Dan alhamdulillah ternyata kami satu satunya kecamatan yang lolos dari kecamatan yang masuk ancar-ancar kecamatan potensi masalah, kamipun terharu bahagia dan kegirangan.
Dari cerita di atas, dapat disimpulkan bahwa, pemahaman setiap orang bisa berbeda bahkan bertolak belakang dalam meberikan tanggapan dan penilaian terhadap suatu peristiwa atau suatu permasalahan, namun yang perlu digaris bawahi, pengertian kita terhadap pemahaman orang lain jauh lebih penting, dalam rangka menilai sebuah pemahaman terhadap suatu peristiwa atau suatu permasalahan.
Hal inilah, yang antara lain mendasari secara umum terapan pola kehidupan yang serba pluralistik. Sangat ironis, jika kita tidak mampu menciptakan harmoni, yakni mementingkan pemahaman kita sendiri tanpa memberikan pengertian terhadap pemahaman orang lain. Untuk memahaminya , sebenarnya dapat dilakukan dengan mudah, jika kita benar benar tulus dalam corak kehidupan bhineka tunggal ika, yang dengan tetap mementingkan kebersamaan, yang tujuannya sama, yakni untuk kebaikan dan kebenaran. Dan ini adalah fenomena nyata, yang sejujurnya adalah bagian yang lumrah terjadi dari sebuah proses melestarikan dan membuang satu hal dalam sejarah perkembangan mahluk sosial yang bernama manusia, bukan?........
Oleh: PL Glenmore
Sembari berjalan dan menunggu status, PNPM kecamatan glenmore terus berproses sesuai aturan sampai pada MAD Penetapan dan meloloskan beberapa kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dan ahirnya ditetapkan dengan Surat Penetapan Camat (SPC), saat itu seluruh Kecamatan penerima program PNPM MP di Kabupaten Banyuwangi terbilang berproses dengan cepat dan normal.
Hingga pada suatu hari ketika UPK sudah meluncurkan surat pemberitahuan kepada Kepala Desa dan Kelompok-kelompok SPP yang akan dicairkan, dan Pembahasan akhir sudah diputuskan tiba-tiba kami mendapatkan pemberitahuan melalui telephone dari FASKAB bahwa kami Kecamatan Glenmore ditetapkan sebagai kecamatan potensi masalah, yang dampaknya kecamatan tidak boleh melakukan semua aktifitas program kecuali berusaha keluar dari status itu. Sontak, kami kebingungan dan gelabakan dengan kabar tersebut.
Pada situasi tersebut, semua pelaku kecamatan langsung mengadakan rapat intern, diantaranya yang hadir; Fasilitator Kecamatan, BKAD, UPK, PL, Tim Verifikasi, Tim Pendanaan, BP UPK dan beberapa tokoh masyarakat yang hasilnya memutuskan tetap mencairkan dengan alasan beban moral dan belum ada pemberitahuan tertulis, sementara FK (Fauziyah) dalam hal ini, tidak setuju mencairkan dengan alasan aturan.
Sebenarnya sikap keduanya dapat dipahami dan dimengerti, jika kita tidak panik dan lebih jernih berfikirnya
Setelah musyawarah selesai, saya dan FK keluar dan berinisiatif untuk mendownload surat penetapan status kecamatan potensi masalah. Dan alhamdulillah ternyata kami satu satunya kecamatan yang lolos dari kecamatan yang masuk ancar-ancar kecamatan potensi masalah, kamipun terharu bahagia dan kegirangan.
Dari cerita di atas, dapat disimpulkan bahwa, pemahaman setiap orang bisa berbeda bahkan bertolak belakang dalam meberikan tanggapan dan penilaian terhadap suatu peristiwa atau suatu permasalahan, namun yang perlu digaris bawahi, pengertian kita terhadap pemahaman orang lain jauh lebih penting, dalam rangka menilai sebuah pemahaman terhadap suatu peristiwa atau suatu permasalahan.
Hal inilah, yang antara lain mendasari secara umum terapan pola kehidupan yang serba pluralistik. Sangat ironis, jika kita tidak mampu menciptakan harmoni, yakni mementingkan pemahaman kita sendiri tanpa memberikan pengertian terhadap pemahaman orang lain. Untuk memahaminya , sebenarnya dapat dilakukan dengan mudah, jika kita benar benar tulus dalam corak kehidupan bhineka tunggal ika, yang dengan tetap mementingkan kebersamaan, yang tujuannya sama, yakni untuk kebaikan dan kebenaran. Dan ini adalah fenomena nyata, yang sejujurnya adalah bagian yang lumrah terjadi dari sebuah proses melestarikan dan membuang satu hal dalam sejarah perkembangan mahluk sosial yang bernama manusia, bukan?........
